hujan tak lagi singgah di matamu

hari ini diri bangun dan sesaat tingkap bersiul menggoda, memohon diri melirik ke arahnya.
awan kelabu pekat, memohon jadi sahabat.
dan cuaca berbisik mengisyaratkan alas tidur untuk merangkul tubuh ini manja.
tapi apalah daya, ada harus yang selalu menunggu untuk dihampiri, meski patah akan kepergian manusia pengisi hari, tidak henti meminta ditangisi.
jingga juga seketika enggan mengisi pelupuk mata, seluruhnya adalah sendu.
padahal dahulunya ia rajin menebar senyum setiap detik melangkahkan kaki.

sosok yang selalu menari di dalam kepala itu, lambat laun melangkah hilang memudar.
sang waktu mengajaknya pergi berpindah diri, meski indah rekam jejaknya, sudah selesai mendirikan rumah yang kokoh di dalam kepala. berbisik selamat tinggal dan memohon untuk tak mencarinya lagi.

sedikit banyak iras diri yang bersembunyi juga mulai mekar memunculkan cahaya.
ada rasa senang menunggu dirayu, meski masih ada setitik sayu dipandang.
tak apa, semua butuh kata berkorban.
menegaskan diri, jangan akhiri perjuangan ini.
menghujani diri dengan harapan, agar gigih menjadi pemenang.
garis akhir pun sudah mengikrarkan kebahagiaan, menunggu untuk dimiliki.
serta menumpahkan janji tidak akan menghianati hati lagi.
diri ini, tolong, jangan pernah berhenti!

langkah demi langkah, hari demi hari
jubah sedih yang menyelimuti juga sudah terinjak dalam pelarian.
tertanggal dan buruk rupanya, mengucap undur diri menyusul manusia pengisi hari, pergi.

ditengah perjalanan, ada sayup-sayup suara yang melahirkan sorak sorai semangat.
langkah kaki yang rapuh segera menguat, mendekat sukma yang kian jadi jelas.
ternyata, ketiga kawan lamaku, Mimpi, Cita, dan Asa yang bersorai.
seketika tangisan diri ini pecah, bersama hujan seribu maaf telah menghianati.
meski kutikam demi menjaga manusia pengisi hari agar tidak berlari pergi, senyum-senyumnya tetap cerah merekah melegakan hati.

"Mulai hari ini, hujan tak akan lagi singgah di matamu. Berjanjilah, jangan lagi kau tinggalkan kami seperti waktu itu.
Kau insan yang kuat, tak perlu lagi kau cemas akan segalanya, hari baik sudah menanti untuk memelukmu.
Percayalah, yang terbaik pasti tak akan memintamu membunuh kami, dan akan bertumbuh bersamamu demi menjaga kami"

dan seketika mereka menengok ke belakang, menatap tajam sambil menyeringai kepada manusia pengisi hari, lalu bersorak dengan segala dendam yang tak berkesudahan, "Nikmatilah takdirmu!"

Komentar