isakan dari jari yang menari

secuil tulisanku hari ini
ku persembahkan untuk kedua sosok kakak yang sangat murah hatinya

semalam aku menangis tiada henti
wajahku ditampar keras oleh rasa malu
malu atas ketidak tahuanku selama ini,
membenci orang yang salah

meski sudah malu tak berhujung
tapi ada rasa syukur atas air yang jatuh dari si anak mata
mereka yang selama ini terlalu rumit di dalam kepalaku
justru adalah orang paling mengerti dan bijaksana

aku tidak pernah sedetikpun menyangka
jawaban yang bijak dan dewasa itu,
hadir dari dia yang sedarah dengan insan yang ku beri hati
dan tidak ada setetes dendam tercurah dari setiap bulir katanya

meskipun Tuhan dan segala alam semestanya
belum memberi kesempatan bersua demi sebuah kata keadilan
karna segala jalan menuju kesana telah dibungkamnya oleh insan hati
tapi sepercikpun sudah cukup melegakan keresahannya

seketika perasaan yang tidak dapat tersurat bermunculan
entah itu kelegaan, rasa syukur, terharu, ikhlas, terima kasih
semuanya bertamu bersamaan
memenuhi segala ruang dalam kepala

sosok yang terpenting dan terutama
untuk rasa syukur dan terima kasih semalam,
adalah Cik Nana
meski aku pernah berbuat salah padanya,
tapi betapa beruntungnya aku
insan yang pemaaf ini tetap sudi hadir mengisi secuil mimpiku
memiliki seorang kakak perempuan yang mau menyayangiku,
mengajariku, berbagi segala kisah denganku

selama berbulan-bulan ini hati selalu diiris sungguh
dan dialah yang selalu ada mendengarkan, menerjemahkan
sekaligus menggiringnya masuk ke jalan yang terlanjur terbungkam

sehingga hadirlah cerita semalam

terima kasih Cik Nana dan Ko William
entah apapun yang Tuhan rencanakan untuk kita semua kelak,
semoga kalian mau untuk selalu menjadi kakak untukku

Komentar